Mesothelioma attorney | New Jersey mesothelioma lawyer
Asbestos is a mineral composed of silicon, oxygen, hydrogen and other metal ions. The three most common varieties of asbestos are chrysotile, amosite and crocidolite. Because of the strength and flexibility of asbestos, and also because asbestos will not burn, use of the product was abundant.
Because
asbestos is such a fine, powdery component, a significant downside to the use
of ACMs is the dust that is created during the manufacture, installation, use
and eventual deterioration of these products. The dust becomes easily airborne
and inhaled, resulting in serious injuries.
Kerana Dilahirkan Dengan Bibir yang Sumbing, Bayi Perempuan Ini Dibuang Keluarganya. Namun 30 Tahun Kemudian, Dia Berjaya Dalam Hidup dan Menjadi Salah Seorang Bos Besar yang Disegani. Siapa Sangka, Lepas Tau Kejayaannya, Orangtuanya Datang Mencarinya! Apa yang Dia Lakukan Selepas itu membuatkan Semua Orang Tercengang-cengang
Hasmah adalah seorang gadis kecil yang hidupnya cukup menyedihkan. Ia terlahir dengan bibir sumbing, membuat kedua orangtuanya meminggirkannya dan membuangnya ke pinggir jalan.
Hasmah memiliki seorang abang laki-laki. Kedua orangtuanya, sebut saja pasangan Pak Mat, sebenarnya memang menginginkan seorang anak perempuan, namun kerana Hasmah sumbing, mereka merasa ketika besar, tidak akan ada lelaki yang mau menikahi Hasmah, selain itu juga mungkin menjadi penyebab anak laki-lakinya tidak boleh menemukan pasangan.
Kerana itulah, pasangan Pak Mat akhirnya memutuskan untuk membuang anak gadisnya itu di pinggir jalan.
Ketika itu musim gugur, sepasang suami istri sedang berjalan-jalan, tiba-tiba mereka melihat Hasmah, mereka pun membawanya ke rumah. Pasangan itu sudah menikah selama 8 tahun dan masih belum dikurniai anak.
Kerana Bibirnya Sumbing, Gadis Ini Dibuang Keluarganya. 30 Tahun Kemudian, Dia Berjaya dan Menjadi Bos Besar. Siapa Sangka, Orangtuanya Datang Mencarinya! Dia pun Terpaksa Melakukan Hal Ini!
Encik Azman dan Isteri membuka sebuah restoran kecil, dengan tahu sebagai makanan khasnya. Keluarga Encik Azman dan Isteri ini memang cukup mampu, membiayai makan untuk Hasmah bukan suatu masalah, hanya saja untuk biaya operasi mulut Hasmah, mereka belum mampu.
Orang di sekitarnya mengatakan untuk membawa Hasmah ke panti asuhan saja, tapi mereka menolak. Encik Azman dan Isteri ini kemudian menabung sedikit demi sedikit untuk biaya pengobatan Hasmah ke rumah sakit di kota.
Ketika Hasmah berusia 5 tahun menginjak 6 tahun, Encik Azman dan Isteri pergi ke rumah sakit di kota, dokter mengatakan bahwa Hasmah harus di operasi sebanyak 5-6 kali. Meski biaya operasi tidaklah murah, tapi mereka senang dan melihat adanya harapan.
Dalam sekejap mata, Hasmah sudah menginjak usia 20 tahun, tubuhnya langsing, dan mulutnya sudah tidak sama lagi kerana telah melakukan beberapa operasi. Ia kemudian lulus dari universiti luar negara dan bekerja di sebuah perusahaan produk kedelai, kerana kemampuannya yang luar biasa, ia boleh dengan cepat menduduki posisi manajer.
Ketika ia kembali ke rumahnya, ia berdiskusi dengan orangtuanya (Encik Azman dan Isteri) untuk membuat fabrik pengolahan kedelai sendiri. Keluarganya itu tentu saja mendukung keputusan putrinya.
Dalam satu tahun, fabriknya itu semakin berkembang, Hasmah mulai membalas budi kebaikan orangtua angkatnya dengan membangunkan rumah dua lantai, membelikan mobil, membuat masyarakat desa iri melihatnya. Banyak juga dari mereka yang mengatakan bahwa keputusan Encik Azman dan Isteri mengambil Hasmah sebagai anaknya adalah keputusan yang tepat.
Sebenarnya, ketika Hasmah berusia 15 tahun, Encik Azman dan Isteri sudah memberitahu Hasmah mengenai identitasnya. Hasmah pun mengatakan kepada mereka bahwa ia selamanya hanya memiliki satu orangtua, yaitu Encik Azman dan Isteri. Hal ini membuat Encik Azman dan Isteri senang dan bersyukur.
Di tahun ketiga, bisnisnya itu semakin sukses. Tiba-tiba sepasang suami istri datang dan berbicara ke Hasmah, yang juga disaksikan oleh orangtua angkatnya: “Hasmah, apa kamu mengenal kami? Kami adalah orangtua kandungmu. Ya, kami barulah orangtuamu yang sebenarnya. Ketika itu kamu ada abang laki-laki, kerana kami tidak mampu merawatmu baru… Tolong maafkan kami, ketika itu kami benar-benar tidak ada pilihan.”
Hasmah dan orangtua angkatnya kaget, Hasmah kemudian menjawab: “Aku adalah anak mereka! Selamanya mereka adalah ayah dan ibuku, tidak ada yang kedua! Siapa yang membuangku di pinggir jalan? Siapa yang membawaku pulang ke rumah? Siapa yang tidak menyukaiku? Siapa yang menganggapku sebagai anak mereka? Dan siapa yang membiayaiku untuk operasi? Semua hal ini aku ingat. Memang kalian yang membawaku ke dunia ini, tapi mereka lah yang memberiku kehidupan!”
Pasangan Pak Mat (orangtua kandung Hasmah) ketika itu langsung terdiam, tidak tahu harus berkata apa saking malunya. Akhirnya, Hasmah pergi ke kantor untuk mengambil secarik amplop dan ia berikan kepada orangtua kandungnya.
Kemudian, orangtua kandung Hasmah pun pulang, sesampainya di rumah, mereka baru membuka amplop itu, ternyata di dalamnya ada selembar cek wang 5000 dan sepucuk surat, isinya: “Terima kasih telah membawaku ke dunia, mulai hari ini sebaiknya kita tidak bertemu lagi!’
Have
I been exposed to asbestos?
We have all
been exposed to asbestos. Asbestos dust is in the air we breathe. Asbestos
disease is most commonly seen in those trades that worked with and around
asbestos products. Those trades include automobile mechanics, boilermakers,
building contractors, carpenters, electricians, flooring installers, laborers,
plumbers and roofers. Their asbestos exposure occurred through the handling and
use of a variety of construction and insulation products, including pipe
covering, block, cement, joint compound, spray fireproofing, gaskets, brakes
and clutches, wire and cable. However, exposure can also occur to others
through casual contact with asbestos-containing products found in the home or
office, such as wallboard, joint compound and floor and ceiling tiles. Exposure
can occur as a result of household contact with someone who worked with our
around asbestos. That person may have brought asbestos into the home on their
work clothes or body, thereby exposing spouses and children.
Wilentz,
Goldman & Spitzer is one of the largest law firms in New Jersey dedicated
to representing asbestos and mesothelioma victims. The collective litigation experience
of our asbestos attorneys is formidable, and our firm has recovered billions of
dollars on behalf of our asbestos clients.
For over 35
years Wilentz lawyers have represented victims of asbestos disease and their
families. We have the experience and resources necessary to effectively protect
your interests and obtain the compensation you deserve. You can also click here
for a free asbestos case evaluation.
0 Response to "HEBOH !!! Kerana Bibirnya Sumbing, Gadis Ini Dibuang Keluarganya. 30 Tahun Kemudian, Dia Berjaya dan Menjadi Bos Besar. Siapa Sangka, Orangtuanya Datang Mencarinya! Dia pun Terpaksa Melakukan Hal Ini!"
Posting Komentar